Advertisement
Tidak semua IC audio diterakan susunan BTL di datasheet-nya, termasuk IC LA4225 ini. Terhadap IC yang seperti ini, terpaksa harus menyusun sendiri skema rangkaian dalam konfigurasi BTL-nya jika hendak menjadikannya sebagai amplifier BTL untuk mendapatkan kekuatan yang lebih besar.
Tulisan ini sebagai pelengkap dari tulisan sebelumnya tentang : Amplifier OTL 12V paling mudah dibuat .
LA4225 atau LA4425 adalah IC OTL monolitik dengan 5 pin yang cukup sederhana, rangkaiannya tidak rumit. Dua IC dapat disusun sebagai amplifier BTL, maka daya keluaran dapat mencapai lebih dari dua kali lipat dibandingkan jika hanya menggunakan satu IC saja. Dengan susunan BTL ini setidaknya didapatkan daya keluaran 12W atau maksimal 15W pada tegangan suplai 13,2V dan beban speaker 4Ω (THD 10%).
Sebelumnya, bagi yang belum mengerti atau ingin mengetahui lebih banyak tentang prinsip dasar penguat BTL dapat mengikuti ulasannya dengan berkunjung ke tulisan di sini : Tekhnik audio, Amplifier BTL .
Skema rangkaian LA4225 BTL :
Daftar komponen :
R1 = 1k
R2 = 3k3
R3 = 3k9
R4 = 47Ω
VR1 = Potentiometer 20k
C1, C3 = 2,2µF/50V
C2 = 102
C4 = 223
C5 = 2200µF/16V
C6 = 104
Spkr = Speaker 4Ω, 5...8 inch
IC1, IC2 = LA4225
Pin 2 IC LA4225 adalah pin untuk input “inveting”. Pada IC pertama pin ini di-ground-kan, sedangkan pada IC kedua pin ini diberi resistor 47Ω untuk sambungan ke ground-nya.
Sebuah resistor 3k9 dipasang dari jalur keluaran (output) IC pertama ke input inverting IC kedua, sedangkan input “non-inverting” IC kedua di-ground-kan melalui C3. Dengan demikian IC kedua hanya mendapatkan masukan sinyal audio dari jalur keluaran IC pertama.
Hasilnya adalah sinyal audio di jalur keluaran IC kedua yang tegangannya berlawanan fasa 180º dengan tegangan sinyal di jalur keluaran IC pertama. Apabila antara jalur keluaran IC pertama dan jalur keluaran IC kedua disambungkan sebuah speaker, maka akan didapatkan daya keluaran yang berlipat-ganda.
Tentang komponen dan perakitan amplifier BTL LA4225.
C4 dipasang untuk menghindari gangguan sinyal-sinyal frekwensi tinggi liar yang mungkin terpungut oleh input inverting IC kedua. Untuk kondensator ini (dan juga untuk C2) sebaiknya menggunakan kondensator mika/milar, meskipun kondensator keramik juga bisa digunakan.
Sehubungan dengan sinyal-sinyal frekwensi tinggi liar yang mungkin terpungut, sambungan antara potentiometer VR1 dengan jalur input rangkaian yang terbaik adalah menggunakan kabel coax. Hal ini dikarenakan setiap input dari IC (inverting ataupun non-inverting) bersifat cukup peka.
IC1 dan IC2 memerlukan keping pendingin (heatsink) yang cukup. Apabila rangkaian hendak digunakan untuk beban speaker 4Ω dalam waktu yang berlama-lama, sebaiknya keping pendingin diperlebar.
Adapun speaker yang direkomendasikan untuk digunakan adalah speaker 4Ω dengan ukuran fisik (diameter) 5...8 inch berikut kotaknya yang sepadan. Penggunaan speaker yang berimpedansi lebih besar dari 4Ω akan membuat amplifier tidak dapat melimpahkan daya maksimumnya. Sedangkan penggunaan speaker yang berukuran fisik lebih kecil dari yang disebutkan itu sering mengesankan seolah nada-nada “bass” kurang dikuatkan, terlebih jika yang digunakan adalah speaker murahan berkwalitas rendah.
Perlu diingatkan bahwa apapun amplifier-nya jika speaker yang digunakan tidak mendukung, hasilnya tidak akan pernah bagus. Karena itu gunakanlah speaker dengan ukuran yang sesuai (impedansi dan ukuran fisiknya) serta tidak menggunakan speaker berkwalitas rendah.
Dalam hal perakitan, hendaknya diperhatikan pola sambungan ground-nya. Membuat layout PCB yang tidak tepat dapat mengakibatkan suara yang dihasilkan menjadi tidak sempurna (cacat), bahkan dapat menyebabkan rangkaian berosilasi.
Rangkaian telah dicoba pada sepotong PCB titik (PCB bolong-bolong). Gambar pola sambungan berikut ini mungkin bisa dijadikan sebagai acuan.
Gambar yang diperlihatkan adalah gambar tampak bawah.
Keep happy soldering!
Silakan komentar dengan IDENTITAS YANG JELAS dan tidak menyertakan live-link atau spam.