Advertisement
Merubah DC12V menjadi AC220V.
Tegangan AC 220V seringkali mendesak diperlukan. Namun bagaimana jika tidak ada listrik dan yang ada hanyalah aki/baterai 12V?
Dalam keadaan seperti ini yang diperlukan adalah sebuah perangkat inverter yang akan merubah tegangan DC 12V dari aki/baterai menjadi tegangan listrik 220V sebagaimana tegangan listrik AC di rumah.
Berikut ini ulasan tentang bagaimana membuat sendiri perangkat inverter dengan komponen-komponen elektronik yang murah dan mudah didapat di pasaran umum.
Inverter ini akan mampu mengeluarkan daya kurang-lebih 15W, dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang memerlukan tegangan 220V dengan konsumsi daya kecil seperti menghidupkan lampu neon PLC/lampu LED 220V, charger perangkat seluler, radio-tape portabel, speaker komputer mini, dan lain-lain.
Dengan adanya inverter ini maka tegangan AC 220V tetap tersedia meskipun sedang dalam perjalanan yang jauh dari pemukiman, sedang mudik, sedang camping, sedang di tengah laut, sedang di tengah hutan, dan lain sebagainya. Yang diperlukan hanyalah sebuah aki/baterai 12V, minimal 5AH (aki motor).
Skema rangkaian inverter dari 12VDC ke 220VAC.
Daftar komponen :
R1, R2 = 470Ω
R3 = 1k
C1, C2 = 22µF/25V
C3 = 220µF/25V
D1 = Dioda 2A
Led1 = Led indikator merah
T1, T2 = C1827 *
Trf1 = Transformator 9V-CT-9V, 1A...2A *
Sw1 = on-off switch (togel, push atau geser)
Fuse = 2A
*Lihat penjelasan teks.
Rangkaiannya sangat sederhana dan mudah dibuat, hanya terdiri dari dua transistor beserta bebarapa komponen pasif.
T1 dan T2 secara langsung membentuk multivibrator yang menghasilkan gelombang blok. Frekwensi gelombang blok dibuat sama dengan frekwensi gelombang listrik rumah pada umumnya, yaitu sekitar 60Hz.
Gelombang blok yang dihasilkan multivibrator T1 dan T2 lalu diinduksikan ke transformator. Hasilnya adalah gelombang blok AC di gulungan sekunder transformator (dalam hal ini gulungan 0-220V).
Di sini digunakan transformator CT (Center-Tap) dengan tegangan sekunder 9V-CT-9V. Fungsi primer-sekundernya dibalik. Simak : Mengenal transformator-daya
Secara teoritis, tinggi tegangan yang dihasilkan akan sesuai dengan perbandingan antara gulungan primer dengan gulungan sekunder, yaitu sekitar 200-220V. Tetapi dalam prakteknya karena adanya kerugian-kerugian dan faktor efisiensi pada transformator, tegangan keluaran menjadi agak turun. Itulah sebabnya tap tegangan yang diambil untuk bagian primer adalah tap 9V-CT-9V. Ini sebagai upaya agar tegangan yang dihasilkan di gulungan sekunder (0-220V) bisa lebih terangkat ketika dibebani.
Tegangan keluaran terukur di sekunder transformator mungkin akan lebih dari 220V, tetapi kondisi ini hanya ketika belum terjadi pembebanan. Ketika di sekunder mulai diberi beban, tegangan keluaran akan berada di antara 200-220V.
D1 dipasang sebagai pelindung rangkaian apabila tanpa disengaja terjadi kesalahan pemberian polaritas. Tanpa D1 rangkaian tetap bisa bekerja dengan baik, tetapi apabila terjadi kesalahan pemberian polaritas maka kedua transistor akan rusak.
Prototype rangkaian ini telah dibuat di atas sepotong kecil PCB titik dengan hasil cukup baik.
Tentang komponen inverter.
Dalam contoh yang telah dibuat digunakan transistor C1827 untuk T1 dan T2. Data ‘SOAr’ nya menunjukkan bahwa pada tegangan 12V ia masih aman mengalirkan arus hingga 2A lebih, sedang faktor penguatan arusnya (hFE) cukup memenuhi syarat.
Namun jika sulit mendapatkan transistor ini masih bisa menggunakan tipe D313. Tapi harus yang ‘original’.
Menggunakan tipe lain semisal TIP41A atau MJE3055 sebenarnya bisa saja, tapi kinerja inverter mungkin akan agak melenceng dari spesifikasi awal. Dan resiko buruk menggunakan transistor dengan hFE lebih rendah adalah kegagalan multivibrator untuk berguncang.
T1 dan T2 memerlukan heatsink (keping pendingin) yang cukup. Ketika inverter digunakan pada daya yang mendekati maksimal, kedua transistor ini akan panas.
Perhatikanlah ketika menempelkan kedua transistor ini pada satu heatsink bersama, setiap transistor perlu dilapisi isolator mika supaya tidak terjadi kontak antara body logam transistor dengan heatsink.
Adapun untuk Trf1, sebaiknya dipilih yang berkwalitas baik.
Pilihlah transformator dengan kawat lebih tebal pada gulungan 0-220Vnya. Jika diukur dengan AVO-meter posisi Ohm X10, akan tampak resistansi yang lebih kecil dibandingkan transformator lain.
Menggunakan transformator 2A akan lebih baik karena panas yang timbul pada transformator akan lebih sedikit dan daya keluaran lebih mudah untuk mencapai maksimal. Tetapi tentu saja, konsekwensinya adalah harganya sedikit lebih mahal.
Terakhir, C1 dan C2 adalah dua kondensator yang menjadi penentu frekwensi guncangan multivibrator. Keduanya bekerja cukup keras dalam tugasnya, karena itu hendaknya kedua kondensator ini dipilih dari kondensator berkwalitas baik pula.
Pilihan primanya adalah apabila untuk kedua kondensator ini digunakan tipe non-polar.
Rangkaian inverter versi yang serupa, dapat diikuti dalam tayangan video di link ini :
Keep happy soldering!
Silakan komentar dengan IDENTITAS YANG JELAS dan tidak menyertakan live-link atau spam.