Advertisement
Flasher sepeda motor ini dapat dibuat sendiri dari komponen umum yang banyak dijual di toko-toko parts elektronik.
Flasher di sini adalah flasher elektronik (bukan flasher mekanik yang menggunakan relay atau flasher bi-metal) dan lampu yang digunakan adalah lampu sein sepeda motor normal (jenis bulb atau bohlam 12V, daya 5W atau lebih).
Rangkaiannya cukup sederhana.
Prinsipnya adalah pangaktifan dan penon-aktifan sebuah transistor daya karena adanya pengisian dan pengosongan muatan kondensator.
Untuk melengkapi hal itu, ditambahkan sebuah transistor berdaya kecil.
Inilah skema rangkaiannya :
Daftar komponen :
R1 = 4k7
R2 = 1k8
R3 = 8k2
R4 = 2k2
R5 = 10Ω
C1 = 22µF/25V
C2 = 100µF/25V
T1 = FCS 9012
T2 = Transistor MOSFET 60N03
D1 = 1N4002
Semua resistor 1/4W. Untuk T2 bisa menggunakan transistor MOSFET lain seperti IRF510, IRF511, BUZ70, BUZ71, IRF630, IRF740, IRFZ44, dan lain-lain. Tipe MOSFET yang digunakan di sini tidaklah kritis, tetapi penggunaan MOSFET berbentuk kecil tentu lebih hemat tempat.
Cara kerja rangkaian flasher sein-motor.
Jika pada B terdapat tegangan +12V dan antara L dengan ground terdapat lampu bohlam 12V (dengan daya 5W atau lebih), maka yang akan terjadi adalah sebagai berikut:
Jika diinginkan kedipan yang lebih lambat, R1 bisa diganti dengan 5k6, dan C1 diganti dengan 47µF/25V.
Konstruksi/pembuatan rangkaian flasher sein-motor.
Pada contoh yang telah dibuat, digunakan casing sein-motor bekas. Karena itu sebelum menyusun komponen di PCB dengan sambungan-sambungannya, luas PCB ditentukan dan dipotong terlebih dahulu agar bisa masuk ke dalam casing. Setelah itu barulah dipasang komponen-komponennya serta dibuat jalur-jalur sambungannya.
Inilah contoh jalur-jalur sambungannya, dibuat pada sepotong PCB titik kecil (PCB titik untuki IC). Gambar yang terlihat adalah gambar tampak bawah.
Perhatikanlah sambungan pin/kaki T1, pastikan tidak salah pasang. Bagi yang belum jelas silahkan simak : Mengenal transistor .
T2 tidak memerlukan heatsink untuk menyalurkan panas. Ketika bekerja, transistor ini hanya hangat saja.
Semua resistor dipasang berbaring, kecuali R2 dipasang berdiri.
Setelah semua komponen disolderkan sesuai jalur-jalurnya, akan ada dua koneksi sambungan, yaitu B (sambungan ke tegangan suplai), dan L (sambungan ke lampu, setelah melalui saklar lampu sein di stang motor).
Pastikan bahwa casing tertutup dengan rapat, agar komponen di dalamnya tidak terkena air jika sepeda motor suatu waktu dicuci atau dipakai berkendara ketika hujan. Untuk merapatkan tepi-tepi penutup casing, dapat digunakan lem bakar.
Petunjuk pemasangan rangkaian flasher sein-motor.
Kebanyakan sepeda-motor mempunyai pola pemasangan flasher lampu sein yang sama.
Rangkaian flasher sein buatan sendiri ini juga dipasang sebagaimana layaknya flasher sein biasa, disambungkan saja ke soket konektornya yang tersedia di sepeda motor (sambungan B dan L).
Flasher lampu sein ini telah di-test di sepeda motor Honda Supra-X 125 tanpa ada keluhan.
Karena kemampuan dayanya yang lumayan besar, flasher ini dapat dibebankan lampu hingga 60W sehingga memungkinkan digunakan sebagai flasher mobil. Namun penulis belum sempat mencobanya, mungkin cara penyambungannya sedikit dirubah.
Catatan terakhir bahwa flasher lampu sein ini dibuat untuk penggunaan lampu bulb/bohlam, bukan untuk penggunaan lampu modifikasi dengan LED. Untuk flasher yang dapat digunakan dengan lampu bulb maupun LED silahkan berkunjung ke tulisan di sini :
Flasher lampu sein buatan sendiri yang unik .
Ada yang mau coba?
Happy soldering!
Flasher di sini adalah flasher elektronik (bukan flasher mekanik yang menggunakan relay atau flasher bi-metal) dan lampu yang digunakan adalah lampu sein sepeda motor normal (jenis bulb atau bohlam 12V, daya 5W atau lebih).
Rangkaiannya cukup sederhana.
Prinsipnya adalah pangaktifan dan penon-aktifan sebuah transistor daya karena adanya pengisian dan pengosongan muatan kondensator.
Untuk melengkapi hal itu, ditambahkan sebuah transistor berdaya kecil.
Inilah skema rangkaiannya :
Daftar komponen :
R1 = 4k7
R2 = 1k8
R3 = 8k2
R4 = 2k2
R5 = 10Ω
C1 = 22µF/25V
C2 = 100µF/25V
T1 = FCS 9012
T2 = Transistor MOSFET 60N03
D1 = 1N4002
Semua resistor 1/4W. Untuk T2 bisa menggunakan transistor MOSFET lain seperti IRF510, IRF511, BUZ70, BUZ71, IRF630, IRF740, IRFZ44, dan lain-lain. Tipe MOSFET yang digunakan di sini tidaklah kritis, tetapi penggunaan MOSFET berbentuk kecil tentu lebih hemat tempat.
Cara kerja rangkaian flasher sein-motor.
Jika pada B terdapat tegangan +12V dan antara L dengan ground terdapat lampu bohlam 12V (dengan daya 5W atau lebih), maka yang akan terjadi adalah sebagai berikut:
- C1 akan diisi muatan dengan cepat melalui tegangan dari dioda D1. Ini karena lampu mempunyai resistansi kecil terhadap tegangan DC. Tinggi tegangan pada C1 akan sekira 12V.
- C2 akan mulai diisi muatan, namun ini memakan waktu karena adanya peran R1. Selama waktu pengisian C2 ini lampu belum menyala.
Ketika C2 sudah mulai terisi dan tegangan padanya telah mencapai 0,6V lebih tinggi dari tegangan di basis T1, maka T1 akan aktif. Aktifnya T1 membuat gate T2 mendapat tegangan positif sehingga T2 menjadi aktif/menghantar, akibatnya lampu pun menyala. - pada saat lampu menyala, tegangan antara drain dan source T2 praktis nol Volt. C1 tidak mendapatkan tegangan dari dioda lagi, maka ia pun membuang muatan melalui R1 dan R2. C2 juga membuang muatan melalui emitor T1, dan ketika tegangan pada C2 telah merosot membuat T1menjadi tidak aktif lagi. Ini membuat gate T2 terhenti mendapatkan tegangan positif maka ia pun lalu menjadi tidak aktif. Dengan demikian lampu kembali padam.
Jika diinginkan kedipan yang lebih lambat, R1 bisa diganti dengan 5k6, dan C1 diganti dengan 47µF/25V.
Konstruksi/pembuatan rangkaian flasher sein-motor.
Pada contoh yang telah dibuat, digunakan casing sein-motor bekas. Karena itu sebelum menyusun komponen di PCB dengan sambungan-sambungannya, luas PCB ditentukan dan dipotong terlebih dahulu agar bisa masuk ke dalam casing. Setelah itu barulah dipasang komponen-komponennya serta dibuat jalur-jalur sambungannya.
Inilah contoh jalur-jalur sambungannya, dibuat pada sepotong PCB titik kecil (PCB titik untuki IC). Gambar yang terlihat adalah gambar tampak bawah.
Perhatikanlah sambungan pin/kaki T1, pastikan tidak salah pasang. Bagi yang belum jelas silahkan simak : Mengenal transistor .
T2 tidak memerlukan heatsink untuk menyalurkan panas. Ketika bekerja, transistor ini hanya hangat saja.
Semua resistor dipasang berbaring, kecuali R2 dipasang berdiri.
Setelah semua komponen disolderkan sesuai jalur-jalurnya, akan ada dua koneksi sambungan, yaitu B (sambungan ke tegangan suplai), dan L (sambungan ke lampu, setelah melalui saklar lampu sein di stang motor).
Pastikan bahwa casing tertutup dengan rapat, agar komponen di dalamnya tidak terkena air jika sepeda motor suatu waktu dicuci atau dipakai berkendara ketika hujan. Untuk merapatkan tepi-tepi penutup casing, dapat digunakan lem bakar.
Petunjuk pemasangan rangkaian flasher sein-motor.
Kebanyakan sepeda-motor mempunyai pola pemasangan flasher lampu sein yang sama.
Rangkaian flasher sein buatan sendiri ini juga dipasang sebagaimana layaknya flasher sein biasa, disambungkan saja ke soket konektornya yang tersedia di sepeda motor (sambungan B dan L).
Flasher lampu sein ini telah di-test di sepeda motor Honda Supra-X 125 tanpa ada keluhan.
Karena kemampuan dayanya yang lumayan besar, flasher ini dapat dibebankan lampu hingga 60W sehingga memungkinkan digunakan sebagai flasher mobil. Namun penulis belum sempat mencobanya, mungkin cara penyambungannya sedikit dirubah.
Catatan terakhir bahwa flasher lampu sein ini dibuat untuk penggunaan lampu bulb/bohlam, bukan untuk penggunaan lampu modifikasi dengan LED. Untuk flasher yang dapat digunakan dengan lampu bulb maupun LED silahkan berkunjung ke tulisan di sini :
Flasher lampu sein buatan sendiri yang unik .
Ada yang mau coba?
Happy soldering!
11 komentar
Klw saya sih pernah mencoba menggunakan relay 12v,elco 4700mf/16v,resistor 27 ohm,diode 1 ampere,dll... Hasilnya mantap. Kedipanya cepat dan bisa di pakai utk lampu hazard...
BalasRangkaian itu kuat ga untuk mengangkat satu klakson. Tidak pakai lampu sen.?
BalasKlakson membutuhkan arus 3-4A, bahkan ada yg lebih. Kalau MOSFET-nya diganti dgn yg lebih besar seperti IRF640/IRF540/BUZ11 atau yg lainnya, mungkin bisa pak Muz. Coba aja deh, nanti hasilnya bisa pak Muz beritahukan kepada pembaca lain di sini.
BalasTerima kasih pak.
Klo resistor1nya bisa gk di ganti pake trimpot untuk mengatur kecepatan kedipnya ?
BalasMerubah-rubah R1 tidak akan membuat banyak perubahan. Rangkaian seperti ini tidak dibuat untuk variabel.
BalasBang kalo flasher rusak, lampu ga mau kedip (nyala terus) itu komponen apa yg perlu diganti ya? Nyala sih nyala tp tdk kedip.
BalasBiasanya transistor yg besarnya rusak. Pada rangkaian di atas transistor MOSFET.
Balaskl dipasangi trimpot sebelah mana ya mas?
Balasn nilainya berapa?
Aulia : R1 bisa diganti dgn trimpot 10k.
BalasKlu utk merakit flaser model mekanik atau pake gulungan tembaga gimana caranya kang mas? Sepertinya lebih ringkas dan ga butuh solderan yg banyak.
BalasDame Manalu : Memang lebih ringkas pakai 'Relay', hanya tinggal menambahkan resistor dan kondensator 1000uF...2200uF. Tapi flasher relay sangat tergantung dari kwalitas relaynya. Flasher relay yang dulu banyak diterapkan di motor2 kita, itu menggunakan relay 'khusus' untuk flasher dengan standar tinggi. Jika digunakan relay biasa seperti yang kebanyakan dijual di toko2 elektronik, hasilnya tidak akan awet karena relay2 itu hanya untuk keperluan umum rangkaian elektronik ...
BalasSilakan komentar dengan IDENTITAS YANG JELAS dan tidak menyertakan live-link atau spam.