Advertisement
Beberapa kaset yang mengandung rekaman yang dianggap penting mungkin masih dijaga agar tetap utuh. Tetapi pada hari ini tape/kaset sudah dianggap usang dan player-nya pun sudah mulai langka. Rekaman di dalam pita kaset itu kini terancam menjadi benda asing dan tidak mudah lagi untuk dibuka. Dan semakin lama, rekaman di dalam pita kaset itu juga akan terancam rusak karena pita kaset rentan rusak akibat air, lembab, panas, pengaruh medan magnet dan kotoran.
Bagaimana solusinya?
Solusinya tentu saja adalah dengan memindahkan isi rekaman di dalam pita kaset tersebut ke penyimpanan media digital seperti CD/DVD, flashdisk, memory-card, atau hard-disk. Dengan disimpan ke dalam media-media seperti itu rekaman suara itu akan menjadi lebih trendy dan lebih mudah untuk dibuka saat ini. Dan jika rekaman suara itu dikhawatirkan rusak atau hilang bersamaan dengan rusak atau hilangnya CD, flashdisk, memory-card atau hard-disk yang dimiliki secara pribadi, ia dapat diunggah ke penyimpanan file di dunia maya agar lebih terlindung. Suatu saat ketika diperlukan tinggal diunduh ulang saja.
Namun agar semua itu bisa dilakukan, isi rekaman di dalam pita kaset harus dirubah terlebih dahulu ke dalam format digital, misalnya mp3.
Bagaimana melakukannya?
Rekaman suara yang ada di dalam pita kaset adalah rekaman berbentuk analog.
Selain pita kaset, bentuk rekaman analog lainnya adalah PH (piringan hitam).
Rekaman analog dapat dirubah menjadi file suara dalam format digital dengan cara yang cukup sederhana, yaitu memainkan (play) rekaman tersebut dengan tape-deck lalu sinyal suara yang dihasilkan disalurkan ke sebuah unit ADC (analog to digital converter).
Unit ADC selalu ada di dalam perangkat sound-card komputer/PC. Bersama dengan program software yang diperlukan dilakukanlah perekaman digital dengan format hasil rekaman yang dapat dipilih : wav, wma, amr, AC-3, atau mp3. Yang terpopuler hingga hari ini adalah mp3.
Perhatikan diagram blok berikut ini :
Gambar di atas memperlihatkan cara penyambungan tape-deck dengan PC.
Dari tape deck sinyal audio diambil melalui soket jack “Line-out” dan disambungkan ke PC pada bagian audio/sound ke lubang input “Line-in” (lihat gambar A). Gunakan kabel kombinasi yang di satu ujungnya terdapat RCA-jack dan di ujung lainnya mini stereo-jack seperti diperlihatkan pada gambar (B). RCA-jack disambungkan ke Line-out pada tape-deck dan mini stereo-jack dimasukkan ke lubang input Line-in pada sound PC.
Kaset lama yang hendak ditransfer rekaman suaranya ke file mp3 sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu agar cukup prima untuk di-play. Hal ini telah diulas pada tulisan sebelumnya dan sebaiknya diikuti terlebih dahulu, silahkan lihat dalam : Membersihkan pita kaset lama dari kotoran serbuk ferro-magnetic .
Untuk perekaman dapat menggunakan software audio yang bermacam-macam, salah satunya yang terkenal adalah Audacity.
Audacity dapat di-download dari sumber aslinya, yaitu di sini : Download Audacity .
Namun sebelum melakukan perekaman digital dengan Audacity, perlu dilakukan penyetelan sound-properties sebagai berikut :
Buka Volume Control. Pada bagian “Option” klik “Properties”. Pindahkan “Adjust volume for” ke posisi “Recording”. Centang bagian “Line in” jika belum dicentang, lalu klik OK.
Dalam keadaan PC sudah tersambung dengan tape-deck dan tape-deck telah siap pula untuk di-play, bukalah program Audacity. Akan tampak tampilan seperti pada gambar berikut ini
Lakukan setting terlebih dahulu.
Apapun driver sound-nya, Recording Device di-set untuk : Line in (lihat gambar 1).
Lalu Recording channel di-set pada : 2 (stereo) Recording Channel (lihat gambar 2).
Dan Playback Device di-set pada driver sound PC yang bersangkutan (dalam contoh di sini Realtek AC97 Audio). Audacity sudah siap merekam, atur Recording Volume, dalam setelan default ia berada pada posisi angka 0,18.
Siapkan bagian rekaman suara pada kaset yang akan di-play oleh tape-deck dan akan direkam oleh PC, sehingga ketika tombol play pada tape-deck ditekan nanti bagian rekaman itu akan mulai tepat dari awalnya.
Klik tombol Record pada Audacity (berwarna merah-krem), satu detik kemudian (atau boleh juga secara bersamaan) langsung tekan tombol play pada tape-deck.
Audacity kini merekam sinyal suara dari tape-deck. Apabila bagian rekaman suara yang dikehendaki pada kaset telah berakhir, segera klik tombol Stop pada Audacity (berwarna kuning). Menyusul kemudian tekan tombol stop pada tape-deck.
Setelah itu klik “File” dan lalu klik “Save Project As”. Beri nama hasil perekaman dan simpan. Dalam setelan default tempat penyimpanan file ini adalah di folder C/Program Files/Audacity. File akan tersimpan dalam bentuk .aup.
Buka file .aup yang telah disimpan tadi dengan (open with) Audacity. Olahlah terlebih dahulu jika ingin diolah yang meliputi setelan volume, karakteristik frekwensi, dan lain-lain. Jika tidak maka langsung saja kembali klik “File” dan export file tersebut ke dalam format yang diinginkan, yaitu mp3 ke folder yang telah ditentukan.
Selain menggunakan software Audacity, dapat juga menggunakan software-software lainnya yang mungkin sudah lebih familiar bagi masing-masing orang. Yang penting tahu cara mengoperasikannya. Dan sebaiknya setelan penyimpanan mp3 disetel pada bit yang lebih tinggi, misalnya (kalau bisa) 320kbit/44100Hz.
Dengan setelan itu dimungkinkan tidak ada sebagian pun dari frekwensi audio yang telah direkam terkompresi sehingga cenderung terabaikan. Untuk reproduksi “hi-fi”, setelan pada bit yang lebih tinggi akan relatif lebih baik.
Tentang Tape-deck .
Tape-deck yang digunakan sangat memegang peranan penting dalam pentransferan rekaman dari kaset ke mp3. Apabila tape-decknya jelek, maka akan jelek pula hasilnya.
Jeleknya tape-deck meliputi :
- Tanggapan frekwensi (frequency response) yang tidak “hi-fi”
- Cacat/distorsi yang terlalu besar
- Level sinyal keluaran yang tidak standar (biasanya terlalu besar)
- Berdesis atau berdengung
- Suara bergetar atau bergelombang (tidak stabil)
Rata-rata tape-deck keluaran merek terkenal mempunyai tanggapan frekwensi yang bagus dan jika rangkaiannya masih orisinil biasanya cacatnya juga rendah. Namun jika sudah banyak dilakukan perubahan karena sering direparasi, maka perlu di-check ulang.
Masalah level suara yang tidak standar biasanya hanya terjadi pada deck-deck yang mempunyai pengaturan volume output. Tetapi ini dapat diatasi dengan mengatur volume output pada posisi tengah atau kurang sedikit dari itu. Kelebihan level output dapat menyebabkan terjadinya clipping (pemangkasan) sebelum sinyal suara dirubah ke mp3 dan suara desis akan terlalu nyata terdengar manakala suara rekaman dari kaset sedang dalam keadaan jeda. Ini akan menjadi bagian dari cacat juga.
Level terbaik untuk sinyal output berada pada kisaran (maksimal) 150mV, yaitu level standar untuk input Line-in, dan ini pulalah level standar dari tape-deck pada saluran Line-out.
Itulah sebabnya pengambilan sinyal suara hanya dilakukan dari saluran Line-out, bukan dari saluran Phones apalagi dari saluran speaker. Dan yang mempunyai fasilitas Line-out ini hanyalah tape-deck, kebanyakan perangkat cassette-player yang lain seperti compo atau radio tape-recorder tentengan tidak memilikinya. Kalaupun ada yang memiliki fasilitas itu, tanggapan frekwensinya biasanya tidak sebaik yang dimiliki oleh tape-deck.
Suara desis atau dengung yang muncul di output tape-deck kemungkinan penyebabnya adalah adanya elco filter yang telah rusak pada power-supply atau pada sirkit pre-amp.
Namun desis atau dengung dapat juga disebabkan oleh perkabelan yang semrawut dan banyaknya sambungan yang tidak sebagaimana mestinya. Ini biasa terjadi pada deck-deck rakitan atau deck-deck hasil modifikasian sedangkan yang mengerjakannya bukan orang profesional.
Kerusakan pada elco dapat direparasi sendiri atau dibawa ke montir elektronik.
Deck dengan perkabelan yang semrawut umumnya sulit diperbaiki kecuali dirombak total. Tape-deck yang seperti ini sebaiknya tidak usah dipaksakan untuk diikut sertakan. Ucapkan saja selamat tinggal...
Masalah kestabilan ketika kaset diputar adalah permasalahan mekanik. Mekanik-mekanik player yang terbaik banyak dimiliki oleh deck-deck bermerek terkenal keluaran lama. Ini disebabkan karena mereka mempunyai roda bandul atau roda kinetik atau roda gendeng (entah apa lagi nama sebutannya) dari logam yang cukup besar dan roll-press nya pun besar. Sedangkan mekanik-mekanik keluaran belakangan tidak seperti itu, hanya kecil saja, mungkin yang penting sekedar terdengar stabil. Padahal orang-orang yang “berkuping emas” sangat bisa membedakan manakah alunan suara yang benar-benar stabil dan manakah yang tidak.
Permasalahan kestabilan putar hendaknya diatasi terlebih dahulu dengan mereparasi mekanik tape-decknya, atau (jika sudah tidak bisa) carilah tape-deck lainnya.
Lalu, bagaimanakah jika tape-deck memang tidak ada?
Bagi para hobbyst, mungkin dapat membuat cassette-player alternatif tersendiri.
Silahkan berkunjung ke tulisan di sini : Rangkaian pre-amp sederhana untuk memindahkan rekaman kaset ke mp3 .
Happy trying!
Tulisan lain : Menempatkan stereo-speaker yang benar .
Silakan komentar dengan IDENTITAS YANG JELAS dan tidak menyertakan live-link atau spam.