Advertisement
Amplifier lokal ini muncul pada akhir era ’70 an, ikut menyemarakkan blantika produk audio lokal (terutama amplifier kelas rumah) yang banyak beredar pada masa itu.
Prisonic, adalah merek amplifier kelas kamar/rumah buatan dalam negeri (lokal) yang mempunyai banyak model, sebagian di antaranya masih menerapkan sistem OTL.
Apa itu sistem OTL?
OTL adalah singkatan dari "Output Transformer Less", sebuah sistem amplifier audio yang tidak lagi menerapkan transformator impedansi (trafo audio) di bagian outputnya, menggantikan sistem amplifier sebelumnya yang lebih dahulu populer, yaitu sistem OT (Output Transformer). Pelimpahan daya audio ke speaker tidak lagi menggunakan kopel transformator, tapi menggunakan sebuah kondensator berkapasitas besar di bagian output.
Sistem ini mulai marak di era '60 an dan mencapai puncaknya di era '70 an sebelum kemudian tergantikan oleh sistem yang lebih baru, yaitu sistem OCL (Output Capacitor Less).
Berikut ini dikemukakan dua model amplifier Prisonic, yaitu model P-5 dan model P66 dengan skematik utamanya, terdiri dari unit tone-control dan power-amplifier.
Diagram skematik yang dikemukakan di sini dimaksudkan untuk panduan reparasi jika ada di antara para pemirsa blog yang (mungkin) masih menyimpan amplifier lama ini. Namun bisa juga digunakan untuk keperluan “rekap ulang” atau merakit ulang bagi para hobbyst audio, karena semua komponen yang digunakan sangat umum sehingga tidak sulit dicari di pasaran parts elektronik di Indonesia.
Untuk kwalitas suara, sebetulnya kedua model ampli ini tidak kalah dengan rancangan OTL bermerek paten dari luar negeri, hanya konstruksi fisiknya memang tidak sekokoh buatan luar dan aksesorisnya pun sederhana saja.
Prisonic P-5
Aslinya, ia merupakan amplifier mono untuk menguatkan sinyal-sinyal “auxiliary” atau output dari sebuah deck/tape-recorder. Unit pre-amp mic sederhana ditambahkan dan sinyal dari mikrofon bisa langsung dicampurkan dengan sinyal dari aux/line-in.
Keseimbangan bass dan treble cukup bagus, power yang dihasilkan berkisar antara 15...17W pada beban speaker 8Ω. Secara eksperimental, ampli ini masih mungkin dibebankan dengan speaker 6Ω (daya max. 20W), namun tidak untuk speaker 4Ω.
Bagi para perakit yang ingin merekap ulang, ampli ini dapat dengan mudah langsung dibuat sebagai amplifier sistem stereo dengan men-dobel semua komponennya tanpa banyak timbul masalah.
Power-supply dapat menggunakan tranformator 0-30V, 3A (murni) yang disearahkan dengan empat dioda 3A (atau diode bridge 3A) dan diratakan dengan sebuah kondensator 6800µF/50V. Simak ulasan tentang penyearahan dioda pada unit power-supply dalam : Penyearahan diode bridge dengan kondensator Perata
Adapun trimpot 100k yang terhubung dengan basis transistor 9013 disetel untuk mendapatkan tegangan ½ V+ di titik “x”, yaitu titik yang terhubung dengan pin positif elco 1000µF/25V. Tinggi tegangan DC di titik itu (diukur terhadap ground) kira-kira sebesar 21V, disetel melalui trimpot 100k tersebut.
Dx adalah rangkaian seri tiga diode germanium. Jika sulit mendapatkan dioda seperti ini, bisa saja diganti dengan dua dioda silikon biasa semisal 1N4148 yang dirangkai secara seri.
Prisonic P-66
Ini adalah amplifier OTL dengan power-output yang sedikit lebih besar dari sebelumnya. Transistor akhir menerapkan dua C1826 (atau C1827), dirangkai dalam mode ‘quasi’.
Sebagaimana Prisonic P-5, ampli ini juga dapat langsung dibuat menjadi versi stereo dengan mendobel semua komponennya.
Power-supply dapat menggunakan transformator daya 0-32V, 3A (murni) dengan dioda bridge 3A dan elco perata tunggal 6800µF/50V.
Trimpot 100k yang terhubung ke basis transistor C945 digunakan untuk menyetel tegangan di titik “x” (diukur terhadap ground) sebesar kira-kira 23V.
Baik P-5 maupun P-66 menerapkan pola susunan OTL standar generasi awal yang dikenal mudah penyusunannya dan mudah pula ketika memperbaiki kerusakannya. Lihat cara menganalisa dan memperbaiki ampli OTL dalam : Memperbaiki Amplifier OTL
Silakan komentar dengan IDENTITAS YANG JELAS dan tidak menyertakan live-link atau spam.