Search
logo blog
Blog Elektronika Spot
Pastikan untuk tidak melewatkan artikel yang mungkin anda ingin simak dengan melihat :Daftar Isi
Terima kasih atas kunjungan Anda, semoga bermanfaat.

Tips Mencegah Kerusakan Speaker

Advertisement

speaker_rusak
Speaker, terutama yang ‘berkelas’ dan berdaya besar, harganya cukup mahal. Bagi seorang pemilik properties audio, kerusakan speaker bisa menjadi sesuatu yang cukup menyesakkan dada.
Namun demikian tetap saja banyak orang yang sembarangan menerapkan speaker, entah karena tidak mengerti atau karena masa bodoh terhadap urusan teknisnya. Ketika speakernya telah rusak, barulah terasa, betapa pentingnya upaya penjagaan dari kerusakan.
Umumnya, kerusakan speaker secara elektris terjadi karena spoelnya rusak/terbakar akibat pembebanan lebih (overload) atau karena teraliri arus DC yang kuat. Meskipun spoelnya dapat diganti, tapi spoel pengganti tidak akan pernah sama dengan spoel aslinya, terlebih pada speaker-speaker bermerek. Secara fisik, konstruksi kepresisian spoel pada membran dan celah magnet mungkin juga jadi agak berubah, tidak seperti semula lagi...
Bagaimana caranya supaya speaker tidak mudah rusak?
Berikut ini beberapa tips yang mungkin bisa diterapkan. Hal-hal ini mudah, tidak sulit. Hanya perlu sedikit perhatian serius.

1.Mengukur kemampuan speaker.
Setiap speaker mempunyai rating daya maksimal yang boleh dibebankan kepadanya. Rating daya maks. ini biasanya tercantum di bagian belakang magnet, atau di lembaran data pada ‘User’s Manual’ yang disertakan ketika membeli speaker.
Jika rating daya speaker tertulis (misalnya) 100W max, maka jangan sambungkan ia ke amplifier berkekuatan 150W max. rms./cannel. Meskipun amplifier tidak disetel pada daya maksimal, tapi pop-noise atau hentakan sesaat yang mungkin terjadi bisa merusakkan speaker.
Lebih aman jika amplifier yang disambungkan kepadanya mempunyai daya keluaran maksimal 1/3 dari daya maksimal speaker. Kemampuan daya speaker harus lebih tinggi dari kemampuan daya amplifier.
Jika kemampuannya setara, maka perlu kontrol dan kehati-hatian ekstra.

2.Melengkapi amplifier dengan speaker-protector.
Rangkaian speaker protector sangat vital untuk diterapkan pada amplifier-amplifier sistem OCL. Ketika amplifier pertamakali dihidupkan, biasanya akan ada ayunan tegangan DC di outputnya, terjadi selama beberapa detik. Ini dianggap wajar bagi kebanyakan rancangan OCL konvensional.
Apabila ayunan tegangan DC ini teralirkan ke speaker dan sangat sering terjadi, maka speaker dapat terancam rusak.
Speaker protector mengatasi masalah ini dengan menunda penyambungan output amplifier ke speaker selama beberapa detik, yaitu selama ayunan tegangan itu muncul saat amplifier mulai dihidupkan.
Selain itu speaker-protector juga melindungi speaker dari aliran arus DC yang kuat jika amplifier mengalami kerusakan. Ia akan mendeteksi apabila pada output terdapat tegangan DC (positif atau negatif) dan langsung memutus sambungan ke speaker. Speaker pun relatif lebih aman.

3.Melengkapi sound-system dengan audio-limitter.
Ini diperlukan untuk sound-system besar-besar seperti yang biasa diterapkan di arena “live” atau panggung, di mana fluktuasi dinamika level audio sangat tinggi.
Audio limitter membatasi level maksimal sinyal audio yang disalurkan ke bagian power-amplifier, di mana setiap power-amplifier menangani satu atau lebih speaker dalam untaian paralel.
Level audio yang masuk ke input power-amplifier akan terbatasi sehingga terjaga dari kemungkinan over-drive. Dengan demikian daya yang terlimpahkan ke speaker juga menjadi lebih aman dan speaker lebih terjaga dari kemungkinan over-load.

4.Memasang fuse (sikring) untuk speaker.
Piranti bagian dalam speaker terbuat dari lilitan-lilitan kawat (kumparan) yang dililitkan pada selongsong koker suara (voice-coil). Ulasan tentang speaker telah dijelaskan sebelumnya pada tulisan : Mengenal speaker dan jenis-jenisnya.

Kawat yang dililitkan pada koker suara mempunyai kemampuan arus, dan ini berhubungan juga dengan rating daya maksimal speaker. Jika arus yang mengaliri kumparan terlalu besar maka ia pun akan panas berlebihan hingga puncaknya adalah hangus terbakar.
Karena itulah arus yang mengalirinya perlu dibatasi secara tersendiri, perlu dipasang fuse/sikring.

fuse_untuk_speaker

Berapa Ampere-kah sikring yang harus dipasang?
Dalam hitungan secara teori, bilangan arus dapat ditemukan dengan dasar rumus berikut :

P = I².R

Di mana P = Power dalam Watt (W), I = arus dalam Ampere (A), dan R = resistansi dalam Ohm (Ω).
Dari rumus itu besar arus akan sebesar :

I = √(P/R)

Contoh : Pada speaker tertulis daya maks. 25W, impedansi 8Ω.
Berapakah sikring yang harus dipasang?
P = 25W dan R = 8Ω, maka I = √(25/8) = 1,767A. Amannya, speaker dipasangi sikring 1,5A.

Tetapi ini hanya secara teoritis. Dalam prakteknya, daya output sebuah amplifier tidak terfokus kepada arus yang mengalir saja, malah lebih sering terfokus kepada tegangan sinyal. Contoh yang paling nyata adalah dalam penguat sistem BTL di mana daya digandakan hingga 2,5x tanpa membesarkan arusnya, hanya tegangan sinyalnya saja yang dibesarkan hingga dua kali lipat.
Kebanyakan rancangan power-amplifier sistem OCL pun hanya mengizinkan setiap transistor akhirnya mengalirkan arus hingga sekitar 2A...3A saja. Untuk memperoleh daya yang besar (bahkan hingga beberapa ratus Watt), maka tegangan suplai yang diperbesar.
Di sisi lain, konstruksi fisik speaker menyediakan ruang terbatas untuk celah magnetnya, sehingga sangat sulit jika dipasang kumparan dengan kawat yang tebal-tebal yang mampu dialiri arus lebih besar.
Karena itu perhitungan di atas mungkin hanya realistis untuk speaker-speaker dengan daya maks. hingga 25W saja. Untuk daya di atas itu hingga 60W realistis jika dipasang sikring hingga 2A saja.
Untuk daya 100W...150W sikringnya antara 2A hingga 3A, dan untuk daya 250W atau lebih sikringnya antara 3A hingga 4A.
Ini berlaku untuk speaker dengan kumparan tunggal yang biasanya disetel pada impedansi 8Ω.
Untuk speaker-speaker dengan kumparan ganda (double-coil) yang disetel pada impedansi 4Ω, teorinya sikring yang dipasang boleh dua kali dari yang disebutkan di atas. Tapi amannya, cukup satu setengah kali dari yang telah disebutkan di atas.
Perlu juga diketahui bahwa panas yang timbul karena kumparan sering teraliri arus maksimal lama-kelamaan dapat menyebabkan medan magnet speaker menjadi melemah. Ini juga bagian dari kerusakan, malah kerusakan yang lebih permanen.
Karena itu urusan membatasi arus menjadi urusan yang cukup penting untuk diperhatikan.

Demikianlah sekilas tips mencegah kerusakan speaker.
Simak juga ulasan lainnya :
Tips menempatkan speaker stereo
Peredam suara ‘duk’ Ketika amplifier dihidupkan

Enter your email address to get update from Admin .
Print PDF
Next
« Next Post
Previous
Prev Post »

Silakan komentar dengan IDENTITAS YANG JELAS dan tidak menyertakan live-link atau spam.

Contact form

Name

Email *

Message *

Copyright © 2013. Elektronika Spot - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger