Advertisement
Lampu neon PLC yang rusak adakalanya mudah diperbaiki, tidak harus langsung dibuang.
Ulasan ringan berikut ini akan membahasnya, sekedar menambah wacana pengetahuan bagi yang mau mencoba dan punya hobby mengutak-atik peralatan elektronik.
Namun seperti biasa, sebelum mencoba memperbaiki sesuatu sebaiknya mengetahui terlebih dahulu tentang cara kerja peralatan yang akan diperbaiki.
Sekilas tentang lampu neon PLC.
Istilah lampu “PLC” mungkin hanya ada di Indonesia. Di negeri-negeri lain lampu sejenis itu tidak disebut PLC, tetapi disebut dengan “CFL” (Compact Fluorescent Lamp).
Entah apa singkatan dari PLC itu, apakah maksudnya lampu PL China?
Sedangkan “PL” awalnya adalah nama lampu yang dikeluarkan oleh perusahaan Philips, yaitu singkatan dari “Philips Lamp” (PL).
Kalau begitu apakah berarti PLC itu singkatan dari “Philips Lamp China”?
Betulkah lampu-lampu PLC itu adalah lampu-lampu Philips yang diproduksi di China?
Ternyata bukan!
Tetapi biarkan saja.
Itu bukanlah hal yang terlalu penting. Biarkan saja itu menjadi sebuah misteri, yaitu “misteri nama PLC”......
Lampu PLC terdiri dari dua bagian utama, yaitu tabung neon dan ballast elektronik.
Tabung neon adalah tabung beling tertutup berlapis fosfor dan berisi gas neon yang akan memendarkan cahaya apabila dialiri listrik.
Di dalam tabung neon terpasang elemen heater (pemanas) yang akan memanaskan gas neon di dalam tabung agar bisa menyala ketika pertama kali dihidupkan. Elemen heater ini memerlukan aliran listrik untuk memanaskan.
Ada dua elemen heater di mana masing-masingnya terhubung dengan dua kawat elektroda untuk memberikan aliran listrik kepadanya. Dua kawat elektroda ini terjuntai keluar dari setiap ujung tabung, sehingga dari dua ujung tabung ada empat kawat elektroda.
Kawat-kawat elektroda ini juga berfungsi sebagai penyalur tegangan AC tinggi untuk menyalakan neon.
Ballast elektronik adalah rangkaian yang mengeluarkan tegangan AC tinggi untuk keperluan menyalakan neon. Gambar di atas memperlihatkan contoh rangkaian ballast elektronik.
Pada dasarnya ballast elektronik adalah rangkaian osilator yang berosilasi pada frekwensi yang agak tinggi, biasanya dibentuk oleh dua komponen aktif transistor beserta beberapa komponen pasif pendukungnya. Hasil osilasi berupa tegangan AC tinggi yang diberikan kepada tabung neon melalui kawat-kawat elektrodanya.
Pada lampu neon yang menerapkan ballast trafo, tegangan AC tinggi langsung diambil dari tegangan AC 220V dengan dibatasi oleh trafo ballast. Penyulutan awal dilakukan dengan cara menghubungkan elemen heater dengan sumber tegangan oleh starter secara sekejap-sekejap, akhirnya setelah gas di dalam tabung menjadi panas maka neon lalu menyala.
Namun pada ballast elektronik pemanasan oleh elemen heater dilakukan secara spontan, dan karena tegangan AC yang diberikan adalah berfrekwensi tinggi maka proses pemanasan menjadi berlangsung sangat singkat.
Itulah sebabnya pada lampu neon yang menerapkan ballast elektronik tidak ada acara berkedi-kedip terlebih dahulu ketika dinyalakan.
Kerusakan umum lampu PLC.
Di antara kerusakan yang paling sering terjadi adalah :
- Elco filter (kondensator perata) rusak atau kering
- Elemen heater putus
- Tabung neon bocor atau lemah emisinya
- Kerusakan transistor dan dioda-dioda penyearah
Pada gambar rangkaian di atas kondensator yang sering rusak itu adalah C1 dan C2, nilainya bisa 2,2µF/250V, 3,3µF/250V atau 4,7µF/250V. Pada lampu-lampu CFL tertentu elco filter hanya ada satu, berkapasitas antara 1,8µF hingga 10µF dengan tegangan 400V.
Gejala awal kerusakan elco filter adalah cahaya lampu yang agak pudar, lalu berkedip-kedip secara tidak stabil.
Biasanya kerusakan seperti itu akan mudah untuk diperbaiki, hanya elco-elco filter yang sudah kering dan jika elco-elco itu diganti dengan yang baik maka lampu akan kembali normal.
Secara fisik elco yang sudah rusak terlihat bagian atasnya “menggelembung” (gendut) seperti terlihat pada gambar berikut :
Perhatikanlah pada gambar (A), bedakan elco yang sudah rusak seperti ditunjukkan pada gambar dengan elco yang belum rusak yang berada di sebelahnya. Namun sebagian kerusakan elco tidak disertai dengan fisik bagian atas yang menggelembung, karena itu lebih baik dipastikan dengan memeriksanya menggunakan AVO-meter.
Kerusakan kedua (elemen heater putus) berefek lampu tidak menyala sama-sekali.
Cara memeriksanya diperlihatkan pada gambar bagian (B) di atas.
Selektor AVO-meter ditaruh pada posisi Ohm X1 atau Ohm X10. Setiap pasangan kawat elektroda ditest karena setiap pasangan kawat itu berhubungan dengan satu elemen heater di dalam tabung. Jika jarum AVO-meter bergerak berarti heaternya belum putus.
Pastikan kedua elemen heater memang belum putus.
Jika salah satu atau keduanya sudah putus, ucapkan selamat tinggal kepada lampu karena ia bagian dari tabung neon sedangkan tabung neon tidak dijual di toko-toko elektronik, kecuali jika ada tabung neon bekas dari lampu yang lain (cabutan) dengan bentuk dan rating daya yang sama.
Tabung neon yang bocor atau lemah emisinya paling sering ditandai dengan adanya nyala kemerahan atau kebiruan di salah satu ujung tabung.
Akan tetapi adakalanya tidak demikian, nyala lampu tampak normal saja, hanya agak sedikit redup. Namun ketika lampu dicabut dan casing-nya dibuka kedua transistor dirasakan cukup panas, padahal baru sebentar dinyalakan.
Tabung neon yang bocor akan membebani rangkaian ballast melebihi yang seharusnya. Kasus tabung neon yang bocor sama saja dengan kasus elemen heater yang putus.
Kerusakan pada rangkaian ballast elektronik yang paling parah adalah apabila kedua transistor rusak (biasanya hingga hangus atau pecah). Pada kebanyakan lampu PLC rusaknya transistor disertai dengan kerusakan beberapa dioda penyearah.
Kerusakan ini terjadi karena beberapa sebab, di antaranya : Tegangan listrik yang melonjak, tabung neon yang bocor atau kumparan (L) “choke” yang rusak.
Jika masih mempunyai ketelatenan kerusakan yang parah tersebut mungkin tetap berusaha untuk diperbaiki dengan memeriksa komponen yang rusak satu-persatu. Tetapi bagi orang-orang yang sudah banyak pengalaman tentang hal itu, kerusakan seperti itu dianggap lebih efisien jika tidak diusahakan untuk diperbaiki.
Kesimpulan.
Kini, tibalah kepada bagian akhir.
Lampu-lampu PLC dengan merk yang tidak terkenal memang lebih mudah rusak.
Disain rangkaian ballast, kwalitas tabung neon dan kwalitas komponen yang ada di dalamnya memang bukan yang terbaik, wajar saja jika harganya juga murah.
Karena itu masih terbilang efisien untuk diperbaiki jika kerusakannya hanyalah elco-elco filter saja. Kerusakan tabung neon masih mungkin diperbaiki jika mempunyai “stock” tabung neon cabutan yang identik.
Ada sedikit tips agar lampu PLC lebih awet digunakan, yaitu dengan membuat lubang-lubang udara tambahan (menggunakan solderan) di sekeliling casing lampu seperti diperlihatkan pada gambar di bawah.
Untuk melakukan ini sebaiknya buka terlebih dahulu casing lampu agar tidak terjadi kesalahan.
Cara ini memang bukan jaminan pasti agar lampu PLC menjadi lebih awet, jika lampu itu hendak rusak ya rusaklah...
Tetapi paling tidak sebagai upaya yang layak saja, karena kerusakan pada rangkaian ballast banyak disebabkan panas yang di luar kemampuan komponen-komponennya.
Meskipun apa yang telah dicontohkan di dalam tulisan ini adalah lampu PLC yang berharga murah, tetapi secara tekhnis ulasannya berlaku juga bagi lampu-lampu CFL merk terkenal yang lebih jarang rusak karena prinsipnya adalah sama.
Happy repairing!
Tulisan tentang perbaikan yang lain :
Memperbaiki charger HP
Memperbaiki mic rusak .
3 komentar
tutorial yg keren gan..
BalasXD
nice info gan.. ini yg saya cari
BalasKeren mantap trimakasih semoga bermanfaat.
BalasSilakan komentar dengan IDENTITAS YANG JELAS dan tidak menyertakan live-link atau spam.