Search
logo blog
Blog Elektronika Spot
Pastikan untuk tidak melewatkan artikel yang mungkin anda ingin simak dengan melihat :Daftar Isi
Terima kasih atas kunjungan Anda, semoga bermanfaat.

Agar Senter Led Awet

Advertisement

Memodifikasi senter LED agar tidak mudah rusak .

senter led
Seorang penjual peralatan listrik mengeluh bahwa senter LED yang dijualnya mudah rusak.
Beberapa senter LED yang sudah terjual ternyata dikembalikan lagi oleh pembeli dalam keadaan sudah tidak bisa menyala lagi.
Ketika diteliti ternyata permasalahannya terletak pada penggunaan senter yang salah.
Seharusnya ketika senter sedang di-charge, senter tidak boleh dinyalakan sebagaimana tertera petunjuknya di bagian kemasan belakangnya.
Namun entah karena tidak tahu atau karena terlupa, senter dinyalakan ketika di-charge sehingga LED tunggalnya meredup lalu mati.
Bagaimana mengatasi kemungkinan terjadi lagi hal seperti ini namun tidak sampai merusakkan senter?

LED besar tunggal yang ada di bagian penyorot senter mempunyai tegangan maju sekitar 3-4V.
Ketika senter sedang di-charge, tegangan pada baterai meninggi hingga kurang-lebih 5-6V. Apabila tegangan ini diberikan ke LED dengan meng-on-kan saklar/switch pada senter maka LED akan kelebihan tegangan sehingga rusak.
Untuk mengatasi masalah ini senter perlu sedikit dimodifikasi, caranya adalah sebagai berikut :

rangkaian senter led

Pada gambar tampak skema rangkaian senter LED, dalam contoh di sini diambil dari senter LED merek “Sunlee” namun bisa saja untuk senter LED merek lainnya.
Posisi 1 pada saklar adalah untuk nyala LED sedang, pada posisi ini LED disambungkan ke baterai melalui resistor 33Ω (R1).
Posisi 2 saklar adalah untuk nyala LED yang lebih terang, di sini LED disambungkan ke baterai setelah melalui resistor 8,2Ω (R2).
Agar LED tidak rusak jika saklar di-on-kan ke posisi 1 atau 2 ketika senter dalam keadaan di-charge, maka R2 perlu diperbesar hingga 18Ω.
Setelah itu pada LED dijajarkan sebuah dioda zener 3,6V.  Pada gambar di atas tampak dioda zener tambahan yang dipasang di antara anoda dan katoda LED.
Dengan cara seperti itu tegangan pada LED dibatasi hanya sampai 3,6V saja. Tegangan sebesar ini relatif masih aman bagi kebanyakan LED lampu.
Adapun cahaya yang dihasilkan masih tetap terang, meskipun ada sedikit perbedaan dari sebelumnya. Segala sesuatu memang selalu ada konsekwensinya.

modifikasi senter led

Bagaimana jika LED-nya sudah terlanjur rusak/mati?
Tentu saja LED-nya harus diganti terlebih dahulu dengan model dan ukuran yang sama.
Perhatikan anoda dan katoda-nya, tidak boleh dipasang terbalik-balik. Setelah itu barulah dilakukan apa yang telah diterangkan di atas.

Demikianlah, merubah dengan mengganti resistor dan menambahkan sebuah dioda zener masih jauh lebih murah daripada mengganti LED besar jika rusak hingga berkali-kali.

Sebaiknya memang petunjuk dari produsen tetap diikuti, yaitu agar tidak menyalakan senter jika sedang di-charge.
Apa yang dikemukakan di sini hanyalah cara supaya senter masih tetap bisa berfungsi meskipun telah terjadi “kelupaan”.

Keep happy soldering!


Tulisan lain :
Memperbaiki lampu LED 220V
Memperbaiki lampu emergency .

Enter your email address to get update from Admin .
Print PDF
Next
«Next Post
Previous
Prev Post »

4 komentar

Apa yg mempengaruhi senter 50watt menjadi 100watt.tolong min penjelasannya

Balas

Tidak ada lampu senter genggam yg menggunakan baterai hingga 50W apalagi 100W.
Tapi saya mencoba untuk menangkap maksud pertanyaan anda : bagaimana untuk menambah kemampuan daya lampu senter? Begitu ya?
Anda bisa ikuti dalam tulisan : Dasar-dasar kelistrikan, bahwa daya adalah perkalian antara tegangan dengan arus. W = V x I
Untuk W (daya, dalam Watt) yang lebih besar, perlu V (tegangan, dalam Volt) yang lebih besar pula jika arusnya (I) tetap. Atau perlu I (arus, dalam Ampere) yang lebih besar jika tegangannya tetap. Atau V dan I perlu diperbesar kedua-duanya.
Dalam hal ini faktor resistansi lampu/bohlam senter yang digunakan ikut berperan. Sedangkan R (resistansi, dalam Ohm) adalah : V / I
Contoh : Jika baterai senter tegangannya 6V dan arus yg mengalir pada lampu sebesar (misalnya) 1A, maka daya senter tersebut sebesar 6W. Lampu yang dipakai adalah lampu dengan daya 6W yang resistansinya 6 Ohm.
Jika daya senter ingin dibesarkan menjadi 12W, maka perlu tegangan baterai lebih tinggi, yaitu 12V dan lampu yang digunakan adalah lampu 12W dengan resistansi 12 Ohm (arus yang mengalir tetap 1A).
Bisa juga tetap menggunakan tegangan 6V, namun lampu yang digunakan adalah lampu 12W dengan resistansi 6 Ohm (arus yang mengalir menjadi 2A).
Begitu.
Silakan konsultasi lebih jauh melalui "Contact-Us" jika belum jelas.

Balas

Oke terimakasih penjelasannya

Balas

Kalau bisa tolong lampirkan juga daftar komponennya. Terima kasih.

Balas

Silakan komentar dengan IDENTITAS YANG JELAS dan tidak menyertakan live-link atau spam.

Contact form

Name

Email *

Message *

Copyright © 2013. Elektronika Spot - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger