Advertisement
Yang akan dibahas ini adalah kelanjutan dari yang telah dibahas sebelumnya : Pengetesan Transistor NPN Dengan AVO-meter
Langkah-langkah pengetesan transistor PNP secara prinsipil sama saja dengan langkah-langkah pengetesan transistor NPN, namun di sini ketentuan polaritas pada tuas tester semuanya dibalik.
Agar menjadi lebih jelas, tidak mengapa untuk diuraikan lagi secara detil langkah-langkahnya.
Langkah pengetesan transistor PNP.
Serlektor AVO-meter ditaruh pada posisi (misalnya) Ohm X10. Perhatikanlah gambar (A) dan keterangan selanjutnya sebagai berikut :
Pengetesan 1.
Tuas tester merah ditaruh pada basis terlebih dahulu, lalu tuas tester hitam ditaruh pada kolektor atau kepada emitor, maka jarum tester akan bergerak menunjukkan angka Ohm tertentu.
Kondisi yang seperti ini adalah kondisi yang normal, yaitu transistor dalam keadaan baik.
Namun apabila ketika tuas tester hitam ditaruh pada kolektor atau emitor (salah-satu atau kedua-duanya) jarum tester tidak bergerak, maka sudah dapat dipastikan bahwa transistor tersebut telah rusak.
Pengetesan tidak perlu lagi untuk dilanjutkan ke langkah berikutnya.
Pengetesan 2.
Apabila pada pengetesan yang pertama di atas transistor tampaknya baik, maka dilakukan langkah pengetesan berikutnya sebagai berikut :
Tuas tester hitam ditaruh pada basis terlebih dahulu, lalu tuas tester merah ditempelkan kepada kolektor atau kepada emitor, maka jarum tester tidak akan bergerak. Ini adalah kondisi yang normal di mana transistor dalam keadaan baik.
Namun jika tuas tester merah ketika ditaruh pada kolektor atau emitor (salah-satu atau kedua-duanya) jarum tester ternyata bergerak, maka dapat dipastikan bahwa transistor tersebut telah rusak.
Pengetesan pun berakhir sampai di sini dengan kesimpulan : Transistor telah rusak.
Pengetesan 3.
Apabila pada langkah pengetesan yang pertama dan yang kedua transistor sepertinya baik-baik saja, maka dilakukanlah langkah pengetesan berikutnya :
Tuas tester hitam ditaruh pada kolektor dan tuas tester merah ditaruh pada emitor, hasilnya adalah jarum tester tidak bergerak. Dan ketika posisi tuas tester dibalik, jarum tester tetap tidak bergerak.
Ini adalah kondisi normal, berarti transistor dalam keadaan masih baik atau tidak rusak.
Namun jika pada salah satu atau pada kedua posisi tuas tester tersebut jarum tester tampak bergerak, maka dipastikan transistor tersebut telah rusak.
Kolektor-emitornya telah bocor atau bahkan telah mengalami “short” (hubung-singkat).
Demikianlah tahap-tahap Pengetesan Transistor PNP.
Khusus untuk transistor darlington PNP, ada sedikit perbedaan ketika melakukan langkah pengetesan 2. Ketika tuas tester merah ditaruh pada basis dan tuas tester hitam ditaruh pada emitor bergeraknya jarum tester tidak sebanyak ketika tuas tester hitam ditaruh pada kolektor.
Hal ini adalah wajar (transistor tidak rusak) karena pada transistor darlington terdapat kaskada dua transistor bipolar di mana basis-emitor dari masing-masing transistor tersusun secara berderet/seri antara satu dengan lainnya (lihat pada gambar (B) di atas).
Jadi, yang terukur sebenarnya adalah dua kali basis-emitor transistor.
Tulisan lain sehubungan dengan transistor :
Mengenal Transistor
Jenis-Jenis Transistor
Happy learning!
Langkah-langkah pengetesan transistor PNP secara prinsipil sama saja dengan langkah-langkah pengetesan transistor NPN, namun di sini ketentuan polaritas pada tuas tester semuanya dibalik.
Agar menjadi lebih jelas, tidak mengapa untuk diuraikan lagi secara detil langkah-langkahnya.
Langkah pengetesan transistor PNP.
Serlektor AVO-meter ditaruh pada posisi (misalnya) Ohm X10. Perhatikanlah gambar (A) dan keterangan selanjutnya sebagai berikut :
Pengetesan 1.
Tuas tester merah ditaruh pada basis terlebih dahulu, lalu tuas tester hitam ditaruh pada kolektor atau kepada emitor, maka jarum tester akan bergerak menunjukkan angka Ohm tertentu.
Kondisi yang seperti ini adalah kondisi yang normal, yaitu transistor dalam keadaan baik.
Namun apabila ketika tuas tester hitam ditaruh pada kolektor atau emitor (salah-satu atau kedua-duanya) jarum tester tidak bergerak, maka sudah dapat dipastikan bahwa transistor tersebut telah rusak.
Pengetesan tidak perlu lagi untuk dilanjutkan ke langkah berikutnya.
Pengetesan 2.
Apabila pada pengetesan yang pertama di atas transistor tampaknya baik, maka dilakukan langkah pengetesan berikutnya sebagai berikut :
Tuas tester hitam ditaruh pada basis terlebih dahulu, lalu tuas tester merah ditempelkan kepada kolektor atau kepada emitor, maka jarum tester tidak akan bergerak. Ini adalah kondisi yang normal di mana transistor dalam keadaan baik.
Namun jika tuas tester merah ketika ditaruh pada kolektor atau emitor (salah-satu atau kedua-duanya) jarum tester ternyata bergerak, maka dapat dipastikan bahwa transistor tersebut telah rusak.
Pengetesan pun berakhir sampai di sini dengan kesimpulan : Transistor telah rusak.
Pengetesan 3.
Apabila pada langkah pengetesan yang pertama dan yang kedua transistor sepertinya baik-baik saja, maka dilakukanlah langkah pengetesan berikutnya :
Tuas tester hitam ditaruh pada kolektor dan tuas tester merah ditaruh pada emitor, hasilnya adalah jarum tester tidak bergerak. Dan ketika posisi tuas tester dibalik, jarum tester tetap tidak bergerak.
Ini adalah kondisi normal, berarti transistor dalam keadaan masih baik atau tidak rusak.
Namun jika pada salah satu atau pada kedua posisi tuas tester tersebut jarum tester tampak bergerak, maka dipastikan transistor tersebut telah rusak.
Kolektor-emitornya telah bocor atau bahkan telah mengalami “short” (hubung-singkat).
Demikianlah tahap-tahap Pengetesan Transistor PNP.
Khusus untuk transistor darlington PNP, ada sedikit perbedaan ketika melakukan langkah pengetesan 2. Ketika tuas tester merah ditaruh pada basis dan tuas tester hitam ditaruh pada emitor bergeraknya jarum tester tidak sebanyak ketika tuas tester hitam ditaruh pada kolektor.
Hal ini adalah wajar (transistor tidak rusak) karena pada transistor darlington terdapat kaskada dua transistor bipolar di mana basis-emitor dari masing-masing transistor tersusun secara berderet/seri antara satu dengan lainnya (lihat pada gambar (B) di atas).
Jadi, yang terukur sebenarnya adalah dua kali basis-emitor transistor.
Tulisan lain sehubungan dengan transistor :
Mengenal Transistor
Jenis-Jenis Transistor
Happy learning!
Silakan komentar dengan IDENTITAS YANG JELAS dan tidak menyertakan live-link atau spam.