Search
logo blog
Blog Elektronika Spot
Pastikan untuk tidak melewatkan artikel yang mungkin anda ingin simak dengan melihat :Daftar Isi
Terima kasih atas kunjungan Anda, semoga bermanfaat.

Pengetesan Potentiometer

Advertisement

potentiometer
Potentiometer bukan tidak pernah rusak, adakalanya ia rusak meskipun secara fisik terlihat masih bagus.
Berikut ini ulasan tentang cara pengetesan potentiometer menggunakan AVO-meter untuk membedakan manakah potentiometer yang masih baik atau yang sudah rusak.
Sekilas tentang potentiometer telah disinggung dalam : Jenis-jenis resistor .

Potentiometer digunakan untuk banyak keperluan yang memerlukan pengaturan dengan merubah-rubah nilai resistansi. Ketika sebuah potentiometer rusak, pengaturan dengannya akan menjadi tidak normal atau tidak berfungsi sama sekali.
Cara pengetesannya yang mudah adalah sebagai berikut :

potentiometer test

Pada gambar di atas diperlihatkan cara pengetesan sebuah potentiometer stereo. Meskipun demikian dapat juga diterapkan untuk berbagai model potentiometer lainnya karena pada prinsipnya semua potentiometer adalah sama, lihat simbolnya pada gambar (B).
Potentiometer stereo adalah dua potentiometer bertumpuk yang keduanya dapat diatur secara berbarengan melalui satu pengatur/tuas putar atau tuas geser bagi potentiometer geser. Jika yang hendak di-test adalah potentiometer mono (potentiometer tunggal) maka ini berarti pengetesan hanya dilakukan untuk satu bagian saja.

Pertama, taruh selektor AVO-meter pada posisi Ohm yang sesuai, misalnya jika potentiometer berukuran 1k sampai dengan 5k maka posisi selektor yang paling sesuai adalah Ohm X100.
Jika potentiometer berukuran 10k sampai dengan 100k maka selektor diposisikan pada Ohm X1k. Sebagai contoh di sini akan dilakukan pengetesan terhadap potentiometer stereo 5k.

Kedua, taruh tuas tester merah dan hitam pada pin potentiometer 1 dan 2 sebagaimana diperlihatkan pada gambar (C).
Apabila pengatur (tuas putar) potentiometer diputar hingga ke posisi paling minimal maka jarum AVO-meter akan menunjukkan angka 5kΩ meskipun tidak selalu tepat.
Apabila kemudian pengatur potentiometer diputar perlahan ke arah maksimal maka jarum AVO-meter akan ikut bergerak pula secara perlahan, sehingga ketika pengatur berada pada posisi paling maksimal jarum AVO-meter akan menunjukkan angka 0Ω (biasanya tidak selalu tepat 0Ω).

Ketiga, taruh tuas tester merah dan hitam pada pin potentiometer 2 dan 3 sebagaimana gambar (D). Apabila pengatur potentiometer diputar hingga posisi paling minimal maka jarum AVO-meter akan menunjukkan angka 0Ω (biasanya tidak selalu tepat).
Apabila kemudian pengatur diputar perlahan ke arah maksimal maka jarum AVO-meter akan bergerak perlahan pula hingga ketika posisi pengatur berada pada posisi paling maksimal jarum AVO-meter pun akan menunjukkan angka 5kΩ meskipun tidak selalu tepat.

Pada potentiometer stereo, pengetesan seperti langkah kedua dan ketiga di atas diulangi untuk bagian potentiometer yang lainnya, yaitu pin 4 – 5 dan pin 5 – 6.

Apabila dalam pengetesan yang didapati adalah seperti yang telah disebutkan di atas maka berarti potentiometer dalam keadaan masih baik.
Potentiometer yang sudah rusak adalah yang apabila dilakukan pengetesan pada langkah kedua dan ketiga jarum AVO-meter jauh melenceng dari 0Ω atau dari nilai yang tertera, dalam contoh ini adalah 5kΩ.
Cara lain yang lebih singkat adalah dengan mengadakan pengukuran langsung pada pin 1 dan 3 (atau pin 4 dan 6).
Lihatlah hasilnya, apakah melenceng jauh dari nilai yang seharusnya?
Atau malah jarum AVO-meter tidak bergerak sama sekali?
Jika melenceng jauh atau jarum AVO-meter tidak bergerak sama sekali maka berarti potentiometer sudah rusak.

Kerusakan potentiometer adakalanya terjadi pada bagian kontak gesernya. Apabila ini yang terjadi maka ketika dilakukan pengetesan jarum AVO-meter akan terlihat bergerak tersendat-sendat.
Kerusakan potentiometer yang seperti ini kadang dapat diatasi sementara dengan menyemprotkan “contact-cleaner” ke bagian dalam potentiometer, namun yang terbaik adalah diganti saja.

Kepresisian potentiometer stereo.
Potentiometer stereo yang baik mempunyai kepresisian yang bagus antara bagian yang satu dengan yang lainnya. Nilai resistansi yang terukur antara pin 1 dan 3 akan sama dengan yang terukur antara pin 4 dan 6.
Jika tuas putar ditaruh di posisi tengah, resistansi yang terukur antara pin 1 dan 2 adalah sama dengan yang terukur antara pin 4 dan 5. Begitu pun yang terukur antara pin 2 dan 3 akan sama dengan yang terukur antara pin 5 dan 6.
Apabila keadaannya tidak demikian maka dikatakan potentiometer tersebut mempunyai kepresisian yang buruk.
Dampak kepresisian yang buruk akan tampak jelas pada fungsi potentiometer sebagai (misalnya) pengatur volume suara stereo, di mana pada satu posisi penyetelan suara dari kanal yang satu akan terdengar lebih keras daripada suara kanal yang lainnya, padahal seharusnya keduanya ber-level sama.
Atau ketika potentiometer digunakan sebagai pengatur komposisi bass atau treble akan terdengar komposisi bass atau treble yang tidak seimbang antara kanal kiri dengan kanal kanan.
Karena itu pengetesan kepresisian juga perlu dilakukan terhadap potentiometer stereo yang hendak digunakan dalam berbagai perakitan jika menginginkan hasil yang lebih sempurna.
Keperluan untuk melakukan pengetesan kepresisian akan lebih terasa jika mengetahui fakta, bahwa banyak beredar di pasaran umum potentiometer murahan dengan kepresisian yang buruk...

Happy learning!


Pengetesan komponen elektronik lainnya :
Pengetesan transistor
Pengetesan relay .

Enter your email address to get update from Admin .
Print PDF
Next
« Next Post
Previous
Prev Post »

Silakan komentar dengan IDENTITAS YANG JELAS dan tidak menyertakan live-link atau spam.

Contact form

Name

Email *

Message *

Copyright © 2013. Elektronika Spot - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger