Search
logo blog
Blog Elektronika Spot
Pastikan untuk tidak melewatkan artikel yang mungkin anda ingin simak dengan melihat :Daftar Isi
Terima kasih atas kunjungan Anda, semoga bermanfaat.

Menempatkan Stereo-Speaker

Advertisement

Perangkat stereo yang bagus dengan dua speakernya yang handal kadang menjadi sia-sia dan terdengar “kurang enak”, penyebabnya sederhana : Penempatan speaker yang salah.
Bagi sebagian orang hal ini mungkin tidak pernah jadi masalah karena adanya motto : Yang penting bunyi!
Tetapi bagi sebagian lagi hal ini menjadi perhatian yang serius.  Ketika masalah menempatkan speaker stereo menjadi hal yang cukup perlu untuk diperhatikan, inilah sekilas ulasan tentangnya.

Fungsi stereo.
Perbedaan antara sistem stereo dengan sistem mono sangatlah jelas.
Pada sistem mono tidak ada pemisahan informasi suara pada bagian-bagian tertentu, semuanya menjadi satu dan muncul dalam satu bentuk bunyi yang sama meskipun speaker yang digunakan adalah dua. Namun pada sistem stereo terdapat pemisahan informasi suara pada bagian-bagian tertentu sehingga satu bunyi tertentu yang muncul di speaker yang satu tidak muncul di speaker lainnya, begitu pula sebaliknya.
Hal ini disebabkan karena adanya pemisahan kanal (saluran/bagian) pada rangkaian elektronik dari penguat/amplifier yang tersambung kepada speaker, dan speaker hanyalah mengeluarkan bunyi menurut kanal penguat yang tersambung kepadanya saja.
Pemisahan kanal pada rangkaian penguat dimulai dari bagian pre-amplifier, tone-control hingga bagian power-amplifier-nya.

Sistem stereo dibuat orang sebagai salah satu usaha untuk mendapatkan nuansa suara yang lebih mendekati keaslian atau lebih berkesan alami.
Ketika seseorang sedang duduk mendengarkan empat orang yang sedang berbicara (atau sedang bermain musik) informasi suara yang diterima telinga kiri akan berbeda dengan informasi suara yang diterima telinga kanan.
Dengan sistem stereo (dari perekaman hingga reproduksi suara) keadaan yang mirip dengan itu berusaha diwujudkan.
Namun hal ini perlu dukungan, di antaranya yang penting adalah penempatan speaker stereo secara benar.

Masalah fase suara.
Gelombang suara yang dihasilkan oleh getaran membran speaker bergerak ke arah telinga dalam satu fase tertentu. Ketika fase suara dari kedua speaker dalam keadaan yang benar, suara yang terdengar seolah datang dari tengah jarak di antara kedua speaker tersebut.
Tetapi ketika fase suara dalam keadaan salah maka suara akan terdengar “kasar”, terjadi tumpang tindih pada beberapa frekwensi audio sehingga pengaturan nada pada tone-control menjadi sulit untuk memperbaiki keadaan.
Hal ini sering disebabkan faktor akustik ruangan yang kurang mendukung. Banyaknya pantulan liar yang terjadi dari bagian salah satu sisi ruangan akan mengesankan suara tidak balans baik pada levelnya atau pun pada jalur frekwensinya.
Contohnya misalnya salah-satu speaker ada yang terhalang sebuah benda besar di ruangan seperti lemari atau sejenisnya.
Solusinya adalah meninjau ulang penempatan barang-barang rumah yang besar seperti lemari atau semacamnya untuk menciptakan area antara speaker dengan pendengar yang bebas hambatan dan meminimalisir suara mayoritas yang datang kepada pendengar adalah suara pantulan.
Apabila faktor akustik kurang mendukung, ada satu tips untuk menghasilkan fase yang tepat khusus pada range frekwensi rendah (bass), yaitu dengan menyambungkan salah satu speaker secara terbalik pada terminal sambungannya.
Cara ini sering berhasil mengoptimalkan suara bass pada amplifier sistem OTL atau OCL. Kabel “positif” dari salah satu kanal amplifier disambungkan ke terminal “negatif” salah satu speaker dan kabel negatifnya disambungkan ke positif speaker. Ini hanya dilakukan pada salah satu speaker saja, tidak kedua-duanya.

Masalah dekor ruangan.
Ruangan dengan banyak gambar berfigura akan merugikan perambatan suara, sebagian suara akan hilang. Begitu juga dengan ruangan yang dipenuhi sofa (mebel atau sejenisnya) dan karpet tebal akan banyak meredam suara, terutama pada frekwensi tinggi audio.
Dengan hilangnya sebagian informasi audio pada frekwensi-frekwensi tertentu sebelum sampai ke telinga, maka hal ini akan menyebabkan berkurangnya keutuhan stereo.
Karena itu permasalahan fase suara perlu mendapat perhatian untuk diatasi dengan mendekor ulang ruangan jika memungkinkan. Jika tidak memungkinkan maka harapan akan menjadi sangat terfokus kepada solusi permasalahan utama, yaitu menempatkan speaker dengan tepat.

Masalah penempatan speaker.
Dalam penempatan speaker, ada dua yang sangat berpengaruh, yaitu penempatan secara vertikal dan penempatan secara horizontal.
Penempatan secara vertikal yang kurang tepat adalah ketika speaker ditaruh pada posisi yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Penempatan speaker seharusnya mengacu kepada posisi pendengar, apakah umumnya pendengar berada dalam posisi duduk di bangku ataukah berdiri di lantai. Jika speaker ditaruh terlalu tinggi maka suara dalam frekwensi tinggi dan frekwensi menengah audio yang berasal dari tweeter atau midrange-speaker akan banyak lolos dari pendengaran. Selain itu posisi speaker yang terlalu tinggi juga akan merugikan perambatan nada-nada rendah, karena itu efek yang terjadi juga adalah berkurangnya suara bass.

Posisi speaker yang terlalu rendah terhadap pendengar berefek sama pada frekwensi tinggi audio. Treble akan terdengar kurang tajam (tumpul), namun karena pantulan dari bawah lantai menjadi cukup besar, maka suara bass akan menjadi dominan. Ini tetap tidak seimbang.
Solusi yang tepat dari semua itu adalah dengan menempatkan speaker dalam posisi tweeter atau midrange-speaker setinggi telinga pendengar, sedangkan woofer boleh di bawah itu.
Karena pertimbangan inilah beberapa produk speaker berkelas menaruh tweeter dan midrange-speakernya di bagian atas box pada jarak yang tepat dengan woofernya yang berada di bagian bawah, sehingga ketika speaker itu ditempatkan secara benar maka tidak ada bagian frekwensi audio yang luput dari pendengaran.

Penempatan speaker secara horizontal harus mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya adalah posisi senter pendengar, arah rambatan suara dan keleluasaan ruangan.

penempatan_speaker_yang_benar

Pada gambar (A) diperlihatkan penempatan speaker yang tidak tepat.
Dalam posisi seperti itu hanya suara dari satu kanal yang akan didengar secara utuh oleh pendengar, sedangkan suara dari kanal lainnya hanya sampai kepada pendengar dari pantulan dengan level yang sangat minim.
Gambar (B) memperlihatkan penempatan speaker yang salah satunya berada lebih dekat dengan pendengar. Dalam posisi seperti itu semua bagian suara tetap terdengar, namun karena adanya perbedaan jarak akan timbul pula perbedaan fase waktu sampai suara kepada pendengar.
Gambar (C) memperlihatkan penempatan speaker yang sering dipilih oleh sebagian orang.
Sepintas tampak tidak ada masalah karena suara tetap nyaman didengar, namun sebenarnya dalam posisi seperti itu terdapat “cakap alih-silang” (cross-talk) yang terlalu banyak, juga adanya gelombang suara yang merambat lurus menjadi tidak fokus kepada pendengar.
Gambar (D) memperlihatkan penempatan speaker yang lebih sering sukses dibandingkan dengan cara penempatan lainnya. Setiap bagian suara akan sampai kepada pendengar dengan sudut yang seimbang dari kedua speaker.

Sumber maraji : Placing Stereo Speaker
John Milder, Popular Electronic, June 1960.


Tulisan terkait : Memanfaatkan efek akustik ruang pendengaran .

Enter your email address to get update from Admin .
Print PDF
Next
« Next Post
Previous
Prev Post »

Silakan komentar dengan IDENTITAS YANG JELAS dan tidak menyertakan live-link atau spam.

Contact form

Name

Email *

Message *

Copyright © 2013. Elektronika Spot - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger